Falafel adalah salah satu hidangan paling populer dan ikonik dari Timur Tengah yang telah merebut hati banyak orang di seluruh dunia. Dengan cita rasa yang kaya, tekstur renyah di luar dan lembut di dalam, serta bahan-bahan yang sederhana dan sehat, falafel telah menjadi pilihan makanan favorit, baik sebagai camilan, hidangan utama, maupun sebagai bagian dari berbagai hidangan khas Timur Tengah lainnya. Meskipun falafel kini dikenal luas di banyak negara, terutama dalam diet vegetarian dan vegan, makanan ini memiliki akar yang dalam dalam sejarah kuliner Timur Tengah yang panjang.
Dalam artikel ini, kita akan mengulas lebih dalam tentang falafel, mulai dari sejarah asal-usulnya, bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatannya, cara memasaknya, hingga berbagai variasi falafel yang ada di berbagai negara. Tak hanya itu, kita juga akan membahas mengapa falafel menjadi begitu populer dan banyak dicari, terutama dalam konteks gaya hidup sehat saat ini.
Sejarah Falafel: Asal Usul yang Penuh Perdebatan
Seperti banyak hidangan tradisional lainnya, asal-usul falafel masih menjadi topik perdebatan di kalangan ahli kuliner dan sejarawan. Meskipun falafel telah menjadi hidangan yang sangat identik dengan Timur Tengah, ada beberapa klaim tentang asal-usul falafel yang berbeda, yang berkaitan dengan sejarah dan migrasi makanan di kawasan tersebut.
1. Asal Usul Mesir
Banyak sejarawan percaya bahwa falafel pertama kali diciptakan di Mesir, dengan menggunakan kacang fava sebagai bahan utama. Falafel pada awalnya dikenal dengan nama ta’ameya, dan menjadi makanan utama bagi masyarakat Mesir, terutama di kalangan para petani dan kelas pekerja. Kacang fava adalah bahan yang mudah didapatkan dan memiliki harga yang terjangkau, menjadikannya pilihan yang sempurna untuk camilan atau hidangan yang mengenyangkan. Ta’ameya sendiri sudah ada sejak zaman kuno, bahkan diyakini telah ada sejak zaman Firaun.
2. Perkembangan di Timur Tengah
Seiring berjalannya waktu, falafel mulai tersebar ke negara-negara Timur Tengah lainnya, dan bahan dasar kacang fava digantikan dengan kacang chickpea (kacang arab atau garbanzo) di banyak wilayah. Di Lebanon, Palestina, Suriah, dan Yordania, falafel menjadi sangat populer sebagai makanan cepat saji yang mudah ditemukan di jalan-jalan kota. Hingga hari ini, falafel tetap menjadi salah satu makanan jalanan favorit di seluruh kawasan Timur Tengah.
3. Falafel dan Penyebarannya ke Barat
Pada abad ke-20, seiring dengan migrasi besar-besaran dari negara-negara Timur Tengah, falafel mulai ditemukan di berbagai negara Barat, terutama di Eropa, Amerika Utara, dan Australia. Dengan tren makanan vegetarian dan vegan yang semakin populer, falafel mulai dihargai karena kandungan proteinnya yang tinggi, serta sifatnya yang bebas dari produk hewani. Di Barat, falafel sering disajikan dalam pita dengan sayuran segar dan saus tahini, menjadi alternatif yang populer bagi mereka yang menginginkan makanan sehat namun tetap nikmat.
Bahan-Bahan Utama dalam Falafel
Falafel adalah hidangan yang terbuat dari bahan-bahan sederhana namun penuh rasa. Meskipun ada banyak variasi, falafel tradisional biasanya menggunakan bahan utama seperti kacang chickpea atau fava, dengan tambahan rempah-rempah yang memberi rasa yang khas. Berikut adalah bahan-bahan utama yang digunakan dalam pembuatan falafel:
1. Kacang Chickpea atau Kacang Fava
Kacang chickpea (garbanzo) adalah bahan utama dalam falafel modern, terutama di luar Mesir. Kacang ini memiliki tekstur yang padat dan rasa yang ringan, sehingga menjadi bahan yang sempurna untuk digiling dan dibentuk menjadi bola-bola kecil. Di Mesir, kacang fava lebih umum digunakan, memberikan rasa yang lebih earthy dan kaya. Kedua jenis kacang ini kaya akan protein dan serat, menjadikannya pilihan yang baik untuk diet vegetarian dan vegan.
2. Bawang Putih dan Bawang Merah
Bawang putih dan bawang merah memberikan aroma dan rasa dasar yang sangat penting dalam falafel. Bawang putih memberikan kehangatan dan kedalaman rasa, sementara bawang merah menambah sentuhan manis yang menyegarkan. Kedua bahan ini sering kali dicincang halus dan dicampurkan ke dalam adonan.
3. Rempah-Rempah
Salah satu hal yang membedakan falafel dari makanan lainnya adalah penggunaan rempah-rempah yang khas. Rempah seperti jintan, ketumbar, dan paprika memberikan rasa yang sangat kuat dan khas pada falafel. Selain itu, beberapa resep juga menambahkan garam, lada hitam, atau cabai untuk menambah lapisan rasa yang lebih kaya.
4. Daun Peterseli dan Ketumbar Segar
Daun peterseli dan ketumbar segar adalah bahan tambahan yang memberikan aroma segar dan rasa herbal pada falafel. Daun peterseli terutama banyak digunakan dalam resep falafel Lebanon, memberikan warna hijau cerah dan rasa segar yang kontras dengan rempah-rempah lainnya.
5. Tepung dan Bahan Pengikat
Tepung terigu atau tepung chickpea digunakan dalam adonan falafel untuk memberikan kekentalan dan membantu bola falafel tetap berbentuk saat digoreng. Beberapa resep juga menambahkan sedikit baking powder untuk memberikan kelembutan dan kerapuhan pada falafel setelah digoreng.
6. Minyak untuk Menggoreng
Minyak goreng yang cukup banyak digunakan untuk menggoreng falafel hingga renyah. Minyak yang digunakan harus cukup panas agar falafel bisa matang dengan sempurna dan mendapatkan warna cokelat keemasan yang menggugah selera.
Cara Membuat Falafel yang Sederhana
Membuat falafel sebenarnya tidak terlalu sulit, meskipun membutuhkan beberapa langkah dan perhatian pada detail. Berikut adalah cara sederhana untuk membuat falafel di rumah:
1. Persiapan Kacang
Pertama-tama, rendam kacang chickpea atau kacang fava dalam air selama 12-24 jam agar kacang menjadi lebih lunak dan mudah diolah. Pastikan kacang benar-benar terendam air dan dibiarkan selama waktu yang cukup untuk menghindari tekstur yang keras.
2. Menghaluskan Bahan
Setelah kacang direndam, tiriskan dan masukkan kacang bersama dengan bawang putih, bawang merah, peterseli, ketumbar, jintan, dan rempah lainnya ke dalam food processor. Proses hingga bahan-bahan tercampur rata tetapi masih ada sedikit tekstur kasar. Jangan terlalu haluskan adonan agar falafel tetap memiliki tekstur yang baik setelah digoreng.
3. Menambahkan Tepung dan Bahan Pengikat
Setelah bahan-bahan halus, tambahkan tepung terigu sedikit demi sedikit hingga adonan bisa dipulung dan tidak terlalu lengket. Tambahkan garam, lada, dan bahan pengikat lainnya seperti baking powder (jika diperlukan) untuk mendapatkan tekstur yang pas.
4. Membentuk Falafel
Ambil sedikit adonan dan bentuk menjadi bola kecil atau disk kecil, sesuai selera. Pastikan falafel tidak terlalu besar agar mudah matang merata saat digoreng.
5. Menggoreng Falafel
Panaskan minyak dalam wajan yang cukup dalam. Setelah minyak cukup panas, masukkan bola falafel ke dalam minyak panas dan goreng selama 4-5 menit hingga berwarna kecokelatan dan renyah di luar. Jangan terlalu banyak memasukkan falafel dalam satu kali penggorengan untuk memastikan hasil yang merata.
6. Menyajikan Falafel
Setelah matang, angkat falafel dan tiriskan minyaknya. Falafel siap disajikan! Biasanya, falafel disajikan dalam pita dengan tambahan sayuran segar, seperti tomat, timun, selada, dan taburan saus tahini atau yogurt.
Variasi Falafel di Berbagai Negara
Falafel memiliki banyak variasi yang berbeda di setiap negara di Timur Tengah. Berikut adalah beberapa variasi falafel yang terkenal:
1. Falafel Lebanon
Di Lebanon, falafel sering disajikan dengan bahan segar seperti tomat, selada, dan taburan saus tahini. Falafel di Lebanon biasanya lebih lembut dan bertekstur halus karena penggunaan kacang chickpea dan sedikit tepung.
2. Falafel Mesir (Ta’ameya)
Di Mesir, falafel dikenal dengan nama ta’ameya dan menggunakan kacang fava sebagai bahan utama. Falafel Mesir ini memiliki tekstur yang lebih halus dan rasa yang lebih earthy dibandingkan dengan falafel dari negara-negara lain.
3. Falafel Palestina dan Yordania
Falafel Palestina dan Yordania umumnya menggunakan banyak peterseli dan ketumbar segar dalam adonan. Falafel ini juga biasanya lebih renyah karena proses penggorengan yang lebih lama.
4. Falafel Israel
Di Israel, falafel sering disajikan dengan pita dan tambahan berbagai saus seperti tahini, hummus, atau salsa. Falafel ini sangat populer sebagai makanan jalanan dan sering ditemukan di pasar atau gerobak makanan.
Mengapa Falafel Populer?
Falafel semakin populer karena beberapa alasan. Pertama, falafel adalah makanan yang bergizi dan sehat. Dengan kandungan protein yang tinggi, serat, dan bahan-bahan nabati yang kaya akan nutrisi, falafel menjadi pilihan yang ideal untuk mereka yang menjalani diet vegetarian atau vegan. Selain itu, falafel juga sangat fleksibel dan bisa disesuaikan dengan berbagai bahan dan rempah sesuai selera.
Kedua, falafel adalah pilihan makanan cepat saji yang mudah ditemukan, baik di kawasan Timur Tengah maupun di berbagai negara Barat. Banyak restoran cepat saji atau kedai makanan yang menawarkan falafel sebagai bagian dari menu mereka, baik dalam bentuk sandwich pita, hidangan utama, atau sebagai bagian dari mezze.
Falafel adalah salah satu makanan tradisional Timur Tengah yang tak hanya kaya akan rasa, tetapi juga memiliki sejarah panjang yang mencerminkan perpaduan budaya dan tradisi kuliner. Dengan bahan-bahan sederhana namun kaya gizi, falafel terus berkembang dan menjadi favorit banyak orang di seluruh dunia. Tidak hanya enak, falafel juga merupakan pilihan makanan yang sehat dan bergizi, cocok untuk vegetarian dan mereka yang ingin menjaga pola makan sehat.